Umm ... dibilang iri, tapi aku sudah pernah melakukannya. Tapi tapi tapi ... kangen. Pengin mengulangnya lagi dan lagi ^^Itulah kutipan yang bisa aku kasih buat kalian yang akan menunaikan kewajiban sebagai seorang mahasiswa S1, yaitu KKN. Tepat satu tahun olehku mengenang peristiwa-peristiwa di masa KKN.
Kolusi, Korupsi, Nepotisme?
BUKAN! Kuliah Kerja Nyata. Tapi di sini aku tidak akan menjelaskan mengenai sejarah KKN karena hal itu sudah dijelaskan dalam buku panduan KKN. Hehe.
Dalam posting ini, aku akan menjelaskan apa yang tidak dijelaskan dalam buku panduan KKN.
Cekidot!
Posting ini berjudul Persiapan Perang: KKN. Ya, persiapan perang menuju tempat yang (waktu itu aku kira) MENGERIKAN! Penuh intrik dan politik--ini lebay. Sampai aku bertanya pada diriku sendiri, "Sejahterakah hidupku di sana?". Dan, sekarang aku bisa menjawabnya: itu adalah pertanyaan bodoh! 0.0
KKN merupakan hal yang menyenangkan. Umm... ini tergantung sih nyehehehe. Bergantung pada cara kalian memaknai arti kebersamaan dalam KKN. Bagaimana teman-teman timnya dan bagaimana warga-warganya. Coba tanamkan keindahan sedari kalian menapakkan kaki untuk yang pertama kalinya di tanah tempat ber-KKN ceria. Niscaya, kaalian akan selalu merasa nyaman meski mungkin hal itu tidak seindah yang dibayangkan >> ini namanya kekuatan mindset :D
Kewajiban akademik sebelum dan sesudah KKN seperti LRK, LPK, K3, K1, dsb—padahal aku sudah lupa, entah itu kepanjangan dari apa—memang wajib dikerjakan. Akan tetapi, sebetulnya bukan itu tujuan utama kita melakukan KKN. Tujuan utama KKN adalah memanusiakan mahasiswa. Kalau dalam bahasa Jawa biasanya disebut di-uwong-kan (diorangkan). Kenapa? Karena di belantara KKN, kita akan benar-benar diberikan tanggung jawab dan dianggap serba bisa melaksanakan segala hal. Jadi, besok jangan heran kalau nantinya kalian akan didewakan (red: dewa memecahkan masalah).