13 September 2019

(Tanggalnya) Gigi Susu Mas Ken




Dua pekan lalu, akhirnya mas Ken harus ke dokter gigi untuk pertama kalinya. Dari deretan gigi bawahnya, ada 2 giginya yang sudah goyang-goyang. Mulanya cuma satu. Emaknya pikir, "ah nanti lepas sendiri, Nak, kalau digoyang-goyangin terus." Hasilnya, sebelahnya ikutan goyang juga 😌

Dan bukan hanya itu. Ternyata, gigi goyang yang pertama, di belakangnya sudah ada tumbuh gigi baru.

Dan maknya akhirnya bingung sendiri. Padahal baru beberapa hari goyang, dan gigi pertama yang goyangpun masih belum mau lepas.

Berbekal kegalauan hati, sebab gigi sebelah yang ikut-ikutan goyang dan dikhawatirkan tumbuh baru juga, mas Ken segera kami selamatkan ke dokter gigi.

Mulanya mau cabut satu gigi saja yang pertama goyang, tapi dokternya menyarankan sekalian saja cabutnya, dan meyakinkan emaknya bahwa anaknya akan baik-baik saja.

Waktu itu yang mak pikirin cuma satu, "kalau hari ini dicabut satu, dan dia sudah tahu rasanya cabut gigi, jangan-jangan besok dia tidak akan mau lagi dibawa ke dokter gigi!"

Yawislah, akhirnya mak memantapkan hati untuk mencabut dua gigi mas Ken yang bergoyang-goyang berjoget ria.

Muka mas Ken biasa saja waktu dokter mulai mengulik mulutnya. Kok bisa? Iyalah bisa, sebab mas Ken tahunya dia diajak ke dokter gigi bukan untuk mencabut gigi, tapi untuk menyembuhkan giginya yang goyang-goyang. Dan dia tidak tahu kalau caranya adalah dengan dicabut. Mwehehehehehe. Ini namanya strategi mak 😂😂

Setelah memberikan kapas dingin (yang tidak tahu telah dicampur apa oleh dokter), dokter mulai mecabut giginya satu demi satu.

Mau tahu reaksi mas ken?
"Lho, bue kok loru!" (Lho, bue kok sakit)
Dan dengan muka polos dia meraba bekas cabutan giginya yang ompong dan masih mengeluarkan darah.
"Lho, kok ono getihe!" (Lho, kok ada darahnya)
Untungnya, mas ken tidak menangis di tempat dan saat itu juga 😂

Tapi di dalam mobil, dia sepertinya baru mengerti semuanya, dan dia menangis 😂

Le, ini ceritamu waktu kamu harus kehilangan dua gigi pertamamu. Sebagai tanda, bahwa sebentar lagi, ibuk mungkin sedikit demi sedikit harus rela membiarkan dirimu membaur dengan sesamamu.

Mas Ken, 5 tahun 5 bulan.

No comments: