Kenapa Buibu? Gak seneng ya baca judul post saya? Sama, saya juga bete sama judul yang saya bikin sendiri.
"Ah ibu kan enak punya irt? Jadi ada yang nungguin bayinya ketika ibu tidak bisa menemani..." << Gak bu. Saya hidup dengan suami, anak lanang usia 3 tahun 11 bulan dan bayi perempuan usia 10 bulan. Tanpa irt.
"Ah ibu ada yang bantuin, orantua, tetangga, saudara?" << Alhamdulillah, kadang-kadang saja dibantuin momong sebentar ketika saya harus mandi atau pergi ke belakang.
"Yowis Bu, terus itu kenapa judulnya kok memprovokasi begitu?"
Baik Buibu, begini.
Saya fullday stay di rumah, mengurus rumah tangga dan menjalankan bisnis toko busana muslim offline maupun online. Jadi untuk masak dan beres-beres rumah dikerjakan sendiri. Apakah pernah beres? Tidak. Buibu yang fullday di rumah pasti merasakan yang saya rasakan.
Bangun pagi, nyiapin sarapan untuk suami dan buah hati, masak makan siang sekalian malam, nyapu, mandiin anak-anak. Pun ini terkendala jika si bayi minta kelon (red: tidur ditemani sambil nenen). Yang harusnya pukul 9 sudah selesai, bisa molor sesuai senggangnya.
"Bu, ngelondri ya? Kok gak ada di list PR?" << Kagak bu. Saya mah sesuka hati kalau mencuci baju. Bisa ketika fajar, siang, malam. Hehe, sesenggangnya saja. Alhamdulillah, suami tidak pernah protes. Asal gak kehabisan baju saja sih.
Jujur bu, saya tidak bisa mandi pagi sebelum PR (pekerjaan rumah) nyapu dan cuci perkakas masak dan makan selesai. Kenapa? Bau keringat 😔 jadi saya pasti mandi sekitar pukul 9an hingga 10 pagi, atau ketika gak masak, saya bisa mandi pukul 8 pagi. Dan itu menunggu bayi saya tidur atau ketika ada saudara yang bersedia mengajak si bayi dulu.
Kemarin, ... rasanya tak ingin mengingatnya lagi.
Ketika Shanum (nama anak kedua saya) sudah tertidur, di rumah tidak ada orang. Kebetulan kakaknya, Mas Ken (nama anak pertama saya) sedang ikut Simbahnya. Mba saya yang rumahnya sampingan dengan saya, kebetulan juga tidak ada. Saya pikir, tenang karena tidak ada mas ken yang ganggu dan bisa saya tinggal sebentar untuk mandi.
Byur byur, baru setelah selesai pakai sabun, shanum nangis. Langsung mandi bebek. Cuma lilitan handuk, langsung menghambur ke kamar. Dan shanum sudah di bawah kasur 😥 alias sudah terjatuh dari kasur springbed lesehan, nangis kenceng.
Saya ikut mewek.
Maafkan ibuk, Nak.
Saya perkirakan, shanum kebangun, nangis, nyari ibuknya. Guling-guling tengkurap dan terjatuh.
Kapok.
Sudah, sekali saja Nak. Biarin ibukmu ini bau asem sampai siang. Biarin ibukmu ini gak bisa dandan seger waktu ayah pulang, karena yang terpenting adalah kamu Nak. Keselamatanmu lebih penting dari apapun.
Seha-sehat ya anak-anak ibuk 😚
"Ah ibu kan enak punya irt? Jadi ada yang nungguin bayinya ketika ibu tidak bisa menemani..." << Gak bu. Saya hidup dengan suami, anak lanang usia 3 tahun 11 bulan dan bayi perempuan usia 10 bulan. Tanpa irt.
"Ah ibu ada yang bantuin, orantua, tetangga, saudara?" << Alhamdulillah, kadang-kadang saja dibantuin momong sebentar ketika saya harus mandi atau pergi ke belakang.
"Yowis Bu, terus itu kenapa judulnya kok memprovokasi begitu?"
Baik Buibu, begini.
Saya fullday stay di rumah, mengurus rumah tangga dan menjalankan bisnis toko busana muslim offline maupun online. Jadi untuk masak dan beres-beres rumah dikerjakan sendiri. Apakah pernah beres? Tidak. Buibu yang fullday di rumah pasti merasakan yang saya rasakan.
Bangun pagi, nyiapin sarapan untuk suami dan buah hati, masak makan siang sekalian malam, nyapu, mandiin anak-anak. Pun ini terkendala jika si bayi minta kelon (red: tidur ditemani sambil nenen). Yang harusnya pukul 9 sudah selesai, bisa molor sesuai senggangnya.
"Bu, ngelondri ya? Kok gak ada di list PR?" << Kagak bu. Saya mah sesuka hati kalau mencuci baju. Bisa ketika fajar, siang, malam. Hehe, sesenggangnya saja. Alhamdulillah, suami tidak pernah protes. Asal gak kehabisan baju saja sih.
Jujur bu, saya tidak bisa mandi pagi sebelum PR (pekerjaan rumah) nyapu dan cuci perkakas masak dan makan selesai. Kenapa? Bau keringat 😔 jadi saya pasti mandi sekitar pukul 9an hingga 10 pagi, atau ketika gak masak, saya bisa mandi pukul 8 pagi. Dan itu menunggu bayi saya tidur atau ketika ada saudara yang bersedia mengajak si bayi dulu.
Kemarin, ... rasanya tak ingin mengingatnya lagi.
Ketika Shanum (nama anak kedua saya) sudah tertidur, di rumah tidak ada orang. Kebetulan kakaknya, Mas Ken (nama anak pertama saya) sedang ikut Simbahnya. Mba saya yang rumahnya sampingan dengan saya, kebetulan juga tidak ada. Saya pikir, tenang karena tidak ada mas ken yang ganggu dan bisa saya tinggal sebentar untuk mandi.
Byur byur, baru setelah selesai pakai sabun, shanum nangis. Langsung mandi bebek. Cuma lilitan handuk, langsung menghambur ke kamar. Dan shanum sudah di bawah kasur 😥 alias sudah terjatuh dari kasur springbed lesehan, nangis kenceng.
Saya ikut mewek.
Maafkan ibuk, Nak.
Saya perkirakan, shanum kebangun, nangis, nyari ibuknya. Guling-guling tengkurap dan terjatuh.
Kapok.
Sudah, sekali saja Nak. Biarin ibukmu ini bau asem sampai siang. Biarin ibukmu ini gak bisa dandan seger waktu ayah pulang, karena yang terpenting adalah kamu Nak. Keselamatanmu lebih penting dari apapun.
Seha-sehat ya anak-anak ibuk 😚
No comments:
Post a Comment