Dalam posting kemarin saya sudah
membahas mengenai anjuran menggunakan jarit pascamelahirkan. Kebanyakan orang
desa menganjurkan seorang ibu untuk menggunakan jarit dan udet (semacam korset).
Kenapa harus pakai jarit? Biar langkahnya gak panjang-panjang. Supaya apa?
Supaya gitu dah. Hoho, saya agak kurang ini menjelaskan ini. Jadi begini ….
Orang zaman dulu sangat mengutamakan
keharmonisan rumah tangga. Jadi banyak hal yang direka-reka sendiri untuk
kebaikan ibu pascamelahirkan. Seperti jarit di atas. Mereka mengangsumsikan
pakai jarit supaya langkahnya tidak panjang. Kenapa? Agar kerapatan daerah
kewanitaan tetap terjaga pascamelahirkan. Nah, seperti itulah.
Saya coba searching informasi via
internet. Sebenarnya bukan hal itu yang diutamakan. Pascamelahirkan pun seorang
ibu boleh menggunakan celana. Tapi jika pengin praktis, lebih nyaman
menggunakan rok. Kalau mau ke belakang tinggal nyingkap doang :P
Terlepas dari itu semua saya kurang tahu
apakah panjangnya langkah kaki berpengaruh pada kerapatan daerah kewanitaan
pascamelahirkan. Saya baca-baca di web-web kesehatan belum ada yang membahas
hal ini. Tapi secara abstrak saya mendapati banyak alasan bahwa pengaruh
panjang langkah kaki dengan kerapatan daerah kewanitaan ini hanyalah mitos yang
belum terbukti. Karena hal ini juga dibarengi dengan seorang ibu
pascamelahirkan dilarang jongkok sebelum masa nifas berakhir. Alasan-alasan
yang menguatkan diantaranya;
Bahwa pascamelahirkan beberapa jam
setelah melahirkan ibu dianjurkan untuk senam nifas. Nah gerakan senam nifas
ini (bisa dilihat di web tetangga) menggunakan gerakan-gerakan kaki juga.
Padahal orang (di desa) jaman dulu lebih mengutamakan ibu hamil untuk istirahat
total. Bahkan kata ibu saya, dulu selepas maghrib seorang ibu pascamelahirkan
harus sudah di atas tempat tidur. Hal ini berlangsung selama selapan (36 hari)
atau 40 hari.
Bahwa jongkok-berdiri pascamelahirkan
lebih cepat mengembalikan kekuatan otot pinggul dan mengecilnya rahim. Nah lho,
padahal orang jaman dulu menganjurkan ibu hamil tidak jongkok selama selapan
hari. Katanya hal ini berpengaruh pada kerapatan daerah kewanitaan. Berbanding
terbalik kan?
Tapi kata ibu saya, anjuran-anjuran
orang jaman dulu semuanya tidak salah, juga tidak semuanya benar. Mereka hanya
kawatir jika ibu pascamelahirkan setelah itu hubungan rumah tangganya tidak
harmonis lagi. Tau sendiri kan ya, kebanyakan ibu pascamelahirkan bentuk
badannya banyak berubah. Dan ibu saya juga mengatakan ibu pascamelahirkan
sekarang ini justru sehat-sehat gak kayak orang jaman dulu. Iya, karena apa?
Karena banyak anjuran yang salah kaprah, menjadikan ibu jaman dulu bukannya
cepat pulih malah sebaliknya. Lama pulihnya.
Yak, tulisan ini hanya sebatas pemikiran
saya yang kurang sependapat dengan mitos mengenai pemakain jarit (kalau
udet/korset saya setuju) dan tidak boleh jongkok. Kembali ke pribadi
masing-masing lagi, apakah mau mempercayai mitos tersebut tanpa mengetahui
alasan ilmiahnya atau hanya mempercayainya tanpa berpikir alasannya, dan atau
tidak percaya sama sekali :)