Bagi petani garam, kemarau adalah ladang “uang”. Hampir
seluruh penduduk desa Agung Mulyo akan berbondong-bondong ke lahannya masing-masing
untuk membuat garam. Saat ini, karena mendekati musing penghujan para petani
garam akan semakin semangat memanen garamnya. Berlomba-lomba memasarkan hasil
panen. Kenapa? Karena mendekati musim penghujan, biasanya harga garam akan
mulai naik.
Untuk harga garam sendiri tak bisa diprediksi kapan akan
naik karena hal ini tergantung dengan cuaca dan juga banyaknya pasokan garam
yang diproduksi. Seperti kemarin, hanya semalam hujan deras, harga garam mulai
naik kembali. Ini juga berpengaruh terhada penjualan garam curah/briket ke konsumen.
Memasuki bulan Oktober yang biasanya terhitung sebagai
musim hujan, para petani garam sudah mulai gelisah. Gerimis dan hujan sudah
mulai menyapa mesti belum rutin setiap hari. Mendung yang mulai menebal semakin
menambah was-was petani garam karena hal tersebut adalah sinyal akan
berakhirnya masa produksi garam.
2 comments:
Allah itu maha adil.
Ada yang senang jika musim kemarau seperti petani garam. Ada yang sedih seperti petani padi. Nikmatin aja kali ya.
Salam kenal dari blogger pati juga :-)
Salam kenal dari saya juga, Om Yitno :)
Post a Comment