Singkatnya, beginilah ceritanya...
DI kampus, kemarin, saya sempat dicurhati sama
Dia berkeluh kesah tentang perjalanan kuliahnya. Dia menyayangkan teman-teman satu jurusannya yang tidak pernah mau bergabung kelompok dengannya. Dia bercerita tentang kebingungannya dengan kuliah. Ahhh... apa yang bisa saya perbuat dengan ceritamu?
Saya hanya mendengarkan Ia bercerita. Saya hanya bisa mengangguk tanpa memberi jawaban dan alasan atas pertanyaannya. Saya iba. Sungguh!
Menurut saya dia baik. Tapi memang dia agak berbeda, berbeda dengan yang lain. Saya juga masih terlalu sibuk untuk berfikir, dia tak pernah menyadari apa yang telah diperbuatnya. Padahal, menurut cerita, ia pernah ditegur oleh salah satu mahasiswa yang lain. Temannya itu pernah dengan terang-terangan menyatakan sifat buruk yang tidak disukai oleh teman-temannya tersebut.
Pun demikian saya yang iba kepadanya tetapi juga gemas atas kelakuannya.
KEmarin dia, ketika curhat dengan saya, dia sudah bertanya pada diri sendiri, "kenapa dengan diriku?" tapi sayangnya dia tidak menemukan hal itu. Ingin saya mengatakan jawaban yang dia perlukan, tapi saya tidak tega. Gimana mau tega, wong dia mengibakan gitu?
PEsan moral: telisik lagi diri sendiri, agar tak terjadi kesenjangan seperti di atas.
Salam demokrasi!
No comments:
Post a Comment