Ngomongin nikah bakalan gak ada habisnya. Iya gak sih? Walaupun usia pernikahanku baru 10 tahun, tidak menjamin semua yang sudah terjadi berjalan mulus sesuai keinginanku ataupun keinginan suami; keinginan kami. Banyak hal yang terjadi terkadang di luar kendali. Sebab sebaik-baiknya rencana kami, (pasti) lebih baik rencana Tuhan untuk kami.
Tulisan ini kupersembahkan untuk kamu yang mungkin saat ini sedang dilanda pertanyaan "kapan nikah?" atau kamu yang sedang galau karena umur sekian belum ada pasangan, atau bahkan kamu yang sekarang sedang menunggu pujaan hati untuk melamar/menikah denganmu.
Sabar ya, menikah bukan perkara sah. Abaikan saja perkataan orang-orang yang mungkin menyudutkanmu. Abaikan saja prasangka meraka tentang pilihan hidupmu. Abaikan saja!
Ya, sebab hanya akan ada dirimu dan pasanganmu yang akan menjalani hidup bersama, bukan orang lain itu.
Setuju ya? 😄
Dirimu adalah kepunyaanmu. Jika ada yang berpikiran bahwa dengan menikah semuanya menjadi halal dan barokah, ya... iyaaa, memang benar. Tapi prosesnya itu lhoooo, hehehe. Ada step by step yang harus dilalui untuk pernikahan itu bisa berbuah manis.
Gak! Di sini aku gak akan cerita mengenai step by step itu. Aku cuma mau ngasih support ke kamu, bahwa pilihan kamu saat ini untuk menunda pernikahan adalah sudah tepat. Jika kamu belum siap, jika kamu belum menemukan tujuan yang jelas atas hubunganmu dengan calon pasanganmu, maka jedalah sejenak. Sendiri aja dulu. Coba introspeksi diri dulu, dan tanyakan ini pada dirimu;
Apa sih yang aku inginkan dalam hidup ini?
Benarkah keputusanku atas pernikahan ini?
Sudah siapkah aku berbagi dan hidup berdampingan selamanya dengannya?
Bisakah aku menurunkan egoku dan berdamai dengan egonya ketika kami tak seirama?
Apakah aku menerima semua yang melekat padanya, kelebihan dan kekurangannya?
Benarkah keputusanku atas pernikahan ini?
Sudah siapkah aku berbagi dan hidup berdampingan selamanya dengannya?
Bisakah aku menurunkan egoku dan berdamai dengan egonya ketika kami tak seirama?
Apakah aku menerima semua yang melekat padanya, kelebihan dan kekurangannya?
Dan meskipun ini pertanyaan yang kesekian, tapi ini juga penting;
Bagaimana dengan keluarganya? Apakah aku diterima di keluarganya?
Benar adanya jika hanya akan ada kamu dan pasangan ketika telah menikah. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa keluarga seperti orang tua, kakak, adik, tetap akan menjadi lingkungan terdekat yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Kok pertanyaannya banyak? Iya banyak banget, bahkan itu bisa lebih banyak jika memang kamu belum yakin dengan pilihanmu. Karena jika kamu sudah ridho dengan pilihanmu saat ini, makan pertanyaan-pertanyaan di atas tidak akan muncul dan mengganggu pikiran dan kehidupannmu.
Pengalaman ya? :D yaaa, tipis-tipis xixixi.
Karena kujuga pernah mengalami masa ini. Masa-masa bimbang menuju hari H pernikahan. Alhamdulillah, semua berjalan dengan berliku-liku dan sudah terlewati 10 tahun.
Gak papa kuulangi lagi, yaa. Menikah bukan perkara sah. Dan tulisan ini adalah bentuk support aku untuk kamu. Karena tidak semua hal bisa kamu ceritakan ke orang lain, bahkan support system terdekatmu, maka kutulis sedikit pengalaman yang pernah kualami ini untuk kamu. Bukan untuk membuat kamu lebih bimbang, bukan yaa, tapi untuk membuatmu membulatkan lagi tekadmu untuk menikah.
Enak lho, menikah.
Bisa punya teman ngobrol 24 jam.
Bisa punya besti yang siap mendengarkan keluh kesahmu apapun itu.
Bisa punya anak juga xixixixi.
Bisa punya lebih banyak kenalan.
Dan yang pasti kamu punya belahan jiwa 👫
Bisa punya besti yang siap mendengarkan keluh kesahmu apapun itu.
Bisa punya anak juga xixixixi.
Bisa punya lebih banyak kenalan.
Dan yang pasti kamu punya belahan jiwa 👫
Okelah! Cukup sampai di sini dulu ya.
Terima kasih sudah mau membaca tulisan yang amburadul ini.
Jangan lupa komentar positif untuk tulisan ini maupun untuk aku, biar aku lebih semangat menulis blog ❤
.
.
.
.
.
.