My rating: 3 of 5 stars
deJavu merupakan logi kedua dari novel Garis Tepi Seorang Lesbian. Masih dengan pemilihan diksi yang khas, Herlinatiens mengemas deJavu dengan cara yang sama. Hmm ... sebenarnya saya agak kecewa dengan ending cerita deJavu karena banyak hal yang tidak terselesaikan. Seperti kasus Aspasia dan kliennya, lalu karakter tokoh Samoa yang menurut saya kurang berkesan.
Sebenarnya saya ingin bertanya? Sebenarnya novel deJavu ini mau bercerita mengenai siapa? Ending dari kisah Sabine sendiri juga gantung. Kecuali kisah Rie, Paria, Mahendra, serta Dek Retno dan Damas yang terselesaikan dengan baik. Rie dan Paria, lesbian yang tak bisa bersatu. Mahendra yang mencintai Rie namun tak ingin menikahi Rie ketika Rie meminta untuk menikahinya. Dek Retno yang akhirnya (akan menikah) dengan Damas, seorang yang telah merenggut keperawanan Sabine (sahabat Dek Retno) dan menghilang ketika seminggu sebelum pernikahannya dengna Sabine.
Saya membaca novel ini sekali. Di awal saya kebingungan karena gaya penceritaan novel ini berbeda dari novel-novel lain yang pernah saya baca. Pembaca baru akan mendapatkan pencerahan ketika menyelesaikan buku ini.
Sedikit kutipan dari de Javu yang "gue banget" :D
Hidup itu seperti rimba. Kita bisa dengan bebas menentukan ke mana kita menapakkan kaki kita. Akankah kita memilih dan mencari jalan sendiri, ataukah sekedar mengikuti jalan-jalan setapak yang dibuat oleh orang-orang yang lebih dulu melewatinya. Semuanya penuh risiko dan rintangan yang seringkali mematikan. Pun, jika kita berjalan dengan cara meloncat dari satu pohon ke pohon yang lain untuk menghindari singa-singa yang lapar di bawah, kemudian ternyata pada akhirnya kita mati dibelit ular yang bersarang di pohon. Itu juga sebuah risiko yang perlu kita sikapi dengan arif. (2004:106)
View all my reviews